"Sakaratul maut itu sakitnya sama dengan tusukan tiga ratus pedang"
(HR Tirmidzi)
=================================
"Kematian yg paling ringan ibarat sebatang pohon penuh duri yg menancap di selembar kain sutera.
Apakah batang pohon duri itu dapat diambil tanpa membawa serta bagian kain sutera yg tersobek ?"
(HR Bukhori)
=================================
"Demi Allah, seandainya jenazah yg sedang kalian tangisi bisa berbicara sekejap, lalu menceritakan (pengalaman sakaratul mautnya) pada kalian,
niscaya kalian akan melupakan jenazah tersebut,
dan mulai menangisi diri kalian sendiri".
(Imam Ghozali mengutip atsar Al-Hasan).
Ka'b al-Ahbar berpendapat : "Sakaratul maut ibarat sebatang pohon berduri yang dimasukkan kedalam perut seseorang. Lalu, seorang lelaki menariknya dengan sekuat-kuatnya sehingga ranting itupun membawa semua bagian tubuh yang menyangkut padanya dan meninggalkan yang tersisa".
Imam Ghozali berpendapat : "Rasa sakit yang dirasakan selama sakaratul maut menghujam jiwa dan menyebar ke seluruh anggota tubuh sehingga bagian orang yang sedang sekarat merasakan dirinya ditarik- tarik dan dicerabut dari setiap urat nadi, urat syaraf, persendian, dari setiap akar rambut dan kulit kepala hingga kaki".
Imam Ghozali juga mengutip suatu riwayat ketika sekelompok Bani Israil yang sedang melewati sebuah pekuburan berdoa pada Allah subhanahu wa ta'ala agar Ia menghidupkan satu mayat dari pekuburan itu sehingga mereka bisa mengetahui gambaran sakaratul maut.
Dengan izin Allah melalui suatu cara tiba-tiba mereka dihadapkan pada seorang pria yang muncul dari salah satu kuburan.
"Wahai manusia !", kata pria tersebut. "Apa yang kalian kehendaki dariku ? Limapuluh tahun yang lalu aku mengalami kematian,
namun hingga kini rasa perih bekas sakaratul maut itu belum juga hilang dariku."
Proses sakaratul maut bisa memakan waktu yang berbeda untuk setiap orang, dan tidak dapat dihitung dalam ukuran detik seperti hitungan waktu dunia ketika kita menyaksikan detik-detik terakhir kematian seseorang.
Mustafa Kemal Attaturk, bapak modernisasi (sekularisasi) Turki,
yang mengganti Turki dari negara bersyariat Islam menjadi negara sekuler, dikabarkan mengalami proses sakaratul maut selama 6 bulan (walau tampak dunianya hanya beberapa detik), seperti dilaporkan oleh salah satu keturunannya melalui sebuah mimpi.
Rasa sakit sakaratul maut pasti bakal dialami setiap manusia,
dengan berbagai macam tingkat rasa sakit, mungkin juga ini tidak terkait dengan tingkat keimanan atau kezholiman seseorang selama ia hidup.
Sebuah riwayat bahkan mengatakan bahwa rasa sakit sakaratul maut merupakan suatu proses pengurangan kadar siksaan akhirat kita kelak.
Apakah demikian rencana Allah ?,
Wallahu a'lam bisshawab.
Semoga kita yang masih hidup dapat selalu dikaruniai hidayah-Nya,
selalu berada dalam jalan yg benar,
selalu istiqomah dalam keimanan, dan termasuk umat yg dimudahkan-Nya,
selama hidup di dunia, di akhir hidup, ketika sakaratul maut, di alam barzakh,
di Padang Mahsyar, di jembatan Sirothol mustaqim, dst, aamiin.
hati hiba mengenangkan dosa2 yg ku lakukan... oh tuhan maha kuasa terima taubat hamba berdosa... ku akui kelemahan diri... ku insafi kekurangan ini... ku kesali kejahilan ini... terimalh taubat ku ini... telah aku merasakn derita jiwa dan perasaan... kerna hilang dari jln menuju redha-Mu ya Tuhan... di hamparan ini ku meminta... moga taubat ku diterima...
~ketika cinta bertasbih~
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment